Selasa, 06 September 2011

PUTROE BUNGSU

Alkisah seorang laki-laki yang luar biasa bernama Malem Diwa, ia dilahirkan di negeri Piyadah sebagai anak satu-satunya dari almarhum Raja Tampok dan Putroe Sibawa. Umur tujuh tahun Malem Diwa meninggalkan Piyadah berangkat menuju tempat pengajian besar di Awee Geutah (Aceh Utara). Di sini namanya diganti oleh Teungku Chik Awee Geutah menjadi Malem Diwa. Di sini juga ia berkenalan akrab dengan putri Teungku Chik Awee Geutah yang bernama Putroe Zalikha.Belum sempat menikah dengan Putroe Zalikha, Malem Diwa lebih dahulu meninggalkan Awee Geutah menuju hulu sungai Peusangan mengikuti tempat asal rambut yang ditemuinya pada saat mandi di sungai.
Di hulu sungai/gunung ia mendapati kolam tempat mandi Putroe Bungsu beserta saudara-saudaranya yang turun dari negeri Indera (kayangan). di sini ia berhasil mencuri pakaian terbang Putroe Bungsu sehingga kemudian ia dapat mengawininya.
Dari sini cerita berlanjut tentang kehidupan dan pengembaran Malem Diwa, antara lain: Hidup bersama Putroe Bungsu di Piyadah, Putroe Bungsu kembali ke negeri Indera setelah berhasil mendapat pakaian terbang kembali, Malem Diwa mempersunting Putroe Haloh untuk mendapat kenderaan Burak guna terbang menyusul Putroe Bungsu di Indera, Malem Diwa berkumpul kembali dengan Putroe Bungsu dan anaknya Banda Ahmad di Indera, Malem Diwa kawin dengan Putroe Meureundan Dewi setelah membunuh burung Geureuda, penculikan Putroe Haloh oleh Raja Cina dan penculikan Putroe Meureundan Dewi oleh Raja Jawa, peperangan melawan Raja Jawa dan Raja Cina, dan Malem Diwa dapat menyelamatkan semuanya serta kembali ke Peusangan (Awee Geutah) untuk selamatan. Penutup cerita ini tentang perkawinan Banta Ahmad dengan Bangsawan negeri Indera.( the and )

Next ....

0 komentar:

Posting Komentar