MENGENANG KEMBALI TSUNAMI ACEH 2004
**Dengan alasan kebebasan bertingkah laku sebagai ekpresi kebebasan individu, HAM
melegalkan praktik yang menyimpang dari Islam seperti seks bebas, homoseksual,
lesbian, dan pornografi. Akibatnya, kemaksiatan pun meluas di tengah
masyarakat aceh.
Atas dasar
kebebasan juga dilegalkan keyakinan dan praktik yang menyimpang dalam Islam.
Dengan alasan HAM.(http://www.acehloensayang.com)**
cuplikan diatas bukan tidak berdasar, sungguh disayangkan, kemaksiatan di Aceh tumbuh bagaikan jamur bahkan melebihi sebelum terjadinya tsunami yang terjadi 2004 silam. perbuatan maksiat sudah menjadi kebanggaan tersendiri terutama dikalangan remaja, bahkan dari hasil pengamatan penulis praktik maksiat tidak hanya berlaku di daerah perkotaan saja. bahkan sekarang mulai merambah ke daerah pedesaan meskipun masih dilakukan secara sembunyi-sembunyi, mereka tidak lagi merasa takut karna ada HAM yang akan melindungi mereka dari jeratan hukum syari'at.
saudaraku setanah air(aceh khususnya), tsunami episode 1 sudah terjadi janganlah menanti episode selanjutnya, jangan mengira Allah akan membiarkan kita larut dalam berbuat maksiat kepada Allah, jangan lupa tujuan utama manuasia diciptakan hanya untuk menjadi khalifah Allah dimuka bumi ini. lihat kembali isi dari sebuah hadist Rasulullah tentang penyebab kehancuran suatu daerah/negeri.
- Tidaklah muncul perbuatan keji pada suatu kaum hingga mereka melakukan terang-terangan melainkan akan menyebar di tengah-tengah mereka wabah tha’un dan kelaparan yang belum pernah terjadi pada nenek moyang sebelum mereka.
- Tidaklah megurangi takaran dan timbanagnn melainkan akan ditimpakan kepada mereka kesempitan (krisis) ekonomi dan kesewenang-wenangan (kezhaliman) para penguasa atas mereka.
- Tidaklah mereka menahan zakat harta mereka melainkan akan ditahan hujan atas mereka, seandainya bukan karena hewan ternak, niscaya tidak akan turun hujan atas mereka.
- Tidaklah mereka melanggar perjanjian yang ditetapkan Allah dan Rasul-nya melainkan Allah akan menguasakan musuh-musuh dari luar kalangan mereka atas mereka, lalu merampas sebagian yang ada ditangan mereka.
- Selama pemimpin-pemimpin mereka tidak berhukum kepada Kitabullah dan memilih yang terbaik dari yang diturunkan Allah melainkan akan Allah jadikan musibah diantara mereka sendiri.
"Akan ada pada umat ini nanti gempa yang menenggelamkan, hujan yang
membinasakan dan kutukan yang menghinakan yang demikian itu jika mereka
telah meminum khamar, mengambil gadis-gadis penghibur dan memainkan alat
musik."
mari kita renungkan sejenak apa yang telah kita perbuat dengan mengenang kembali tsunami aceh 2004
Gempa bumi
diiringi tsunami yang melanda Aceh, 26 Desember 2004 lalu, memang
menyisakan begitu banyak duka, khususnya bagi warga Aceh. Gempa yang
mengguncang Aceh pada pukul 07.58 pagi itu berkekuatan 9,3 skala
richter, dan merupakan salah satu gempa terdahsyat dalam sejarah.
Malangnya, tak sampai satu jam setelah gempa berlangsung, tsunami
setinggi 30 meter menghantam pantai barat Sumatra dan menghancurkan
sekitar separuh infrastruktur yang ada di daerah itu.
Tsunami yang melanda Aceh dan Pantai
Barat Sumatra itu juga sampai ke berbagai negara lainnya di dunia,
bahkan hingga ke Benua Afrika. Lebih dari 200.000 jiwa melayang dalam
bencana itu. Sebagian besar di antaranya adalah warga Aceh, yakni
sekitar 167.000 jiwa.
Aceh, Tanah Rencong yang selama era Orde
Baru menjadi Daerah Operasi Militer, memang begitu istimewa. Provinsi
terbarat Indonesia ini memiliki sejarah panjang, sejak zaman pendudukan
Belanda, hingga tsunami melanda daerah itu 2004 silam. Keberanian
rakyat Aceh memang sudah dikenal sejak dulu.
Luka yang diderita oleh warga Aceh
memang tak mudah untuk disembuhkan. Ditambah lagi, provinsi ini juga
kerap dilanda gempa sesudah peristiwa itu. Salah satu di antaranya
adalah gempa yang terjadi 11 April lalu, yang mengguncangkan Bumi
Serambi Makkah. Tapi, rakyat Aceh adalah pribadi-pribadi orang yang
tangguh. Seiring berjalannya waktu, mereka pasti dapat mengatasi luka
itu dan bangkit kembali. Museum Tsunami, yang berdiri gagah di Banda
Aceh itu dapat menjadi bukti sejarah, betapa besarnya bencana tsunami
2004 lalu.
[http://mizan.com]
0 komentar:
Posting Komentar